Seperti yg telah kita ketahui, penggunaan Internet sudah tidak asing lagi di Indonesia. Penggunaan Internet pada Lingkup Rumahan pun telah banyak digunakan. Oleh karena itu, saya akan mencoba memberikan penjelasan mengenai teknologi jaringan Internet yang sudah umum digunakan pada Lingkup Rumahan.
1. Dial-up
Dial-up merupakan akses internet dengan menggunakan jalur telepon tetap (rumah) ataupun jalur telepon bergerak (handphone). Untuk dapat terhubung dengan internet peralatan yg kita butuhkan adalah komputer, modem, dan saluran telepon. Selain itu kita juga memerlukan web browser. Lalu pengguna harus melakukan dialing/pemanggilan ke nomor ISP yg disediakan. Kemudian pengguna harus melakukan verifikasi meliputi username dan password yang digunakan. Apabila hal tersebut telah dilakukan, maka akses internet telah dapat dilakukan.
Kelebihan:
- Mudah digunakan.
- Biaya pemasangan tidak mahal.
Kekurangan:
- Penggunaan internet tidak bisa bersamaan dengan penggunaan telepon.
- Kecepatan akses internet yg diperoleh tidak besar.
2. DSL (Digital Subscriber Line)
DSL merupakan akses internet dengan menggunakan penghantar data digital melewati kabel yang digunakan dalam jarak dekat dari jaringan telepon setempat atau biasa disebut dengan injection technology. Biasanya kecepatan download dari DSL berkisar dari 128 kbit/d sampai 24.000 kb/d tergantung dari teknologi DSL tersebut. Teknologi DSL yang sering digunakan pada lingkup rumahan adalah ADSL (Asymmetric Digital Subscriber Line). Pada ADSL kecepatan yang dapat diperoleh berkisar antara 1024 kbps untuk downstream dan 128 kbps untuk upstream. Kecepatan downstream inilah yang menjadikan ADSL lebih cocok untuk kalangan rumah tangga. Karena pada kalangan rumah tangga umumnya lebih banyak kegiatan menerima, dibandingkan kegiatan mengirim. Seperti mendownload data, gambar, musik, ataupun video.
Kelebihan:
- Penggunaan internet dapat dilakukan bersamaan dengan penggunaan telepon.
- Biaya internetnya cukup murah.
Kekurangan:
- Semakin jauh jarak saluran telepon dengan gardu telepon, maka kecepatan akses internetnya pun lebih lambat.
- Tidak semua software (OS) dapat menggunakan modem ADSL, misalnya Mac. Cara yang dipakai pun akan lebih rumit dan ada kemungkinan memakan waktu lama. Sehingga pengguna Mac harus menggantinya dengan software yang lebih umum seperti Windows atau Linux.
3. HSPA (High Speed Packet Access)
HSPA adalah koleksi protokol telepon genggam dalam ranah 3,5 G yang memperluas dan memperbaiki kinerja protokol Universal Mobile Telecommunications System (UMTS).
HSPA merupakan hasil pengembangan teknologi 3G gelombang pertama, Release 99 (R99). Sehingga HSPA mampu bekerja jauh lebih cepat bila dibandingkan dengan koneksi R99. Terkait jaringan CDMA, HSPA dapat disejajarkan dengan Evolution Data Optimized (EV-DO) yang merupakan perkembangan dari CDMA2000.
Jaringan HSPA sebagian besar tersebar pada spektrum 1900 MHz dan 2100 MHz namun beberapa berjalan pada 850 MHz. Spektrum yang lebih besar digunakan karena operator dapat menjangkau area yang lebih luas serta kemampuannya untuk refarming dan realokasi spektrum UHF.
HSPA menyediakan kecepatan transmisi data yang berbeda dalam arus data turun (downlink) dan dalam arus naik (uplink), terkait standar pengembangan yang dilakukan Third Generation Partnership Project (3GPP). Perkembangan lanjutan HSPA dapat semakin memudahkan akses ke dunia maya karena sarat fitur rapi dan canggih sehingga dapat mengurangi biaya transfer data per megabit.
Pada tahun 2008 terdapat lebih dari 32 juta koneksi HSPA di dunia. Hal ini bertolak belakang dengan akhir kuartal pertama 2007 yang hanya berjumlah 3 juta. Pada tahun yang sama, sekitar 80 negara telah memiliki layanan HSPA dengan lebih dari 467.000 jenis perangkat HSPA yang tersedia di seluruh dunia, seperti perangkat bergerak, notebook, data card, wireless router, USB Modem.
HSPA terbagi dalam beberapa jenis lagi, diantaranya yaitu High-Speed Downlink Packet Access (HSDPA), High-Speed Uplink Packet Access (HSUPA), dan High Speed Packet Access+ (HSPA+).
Untuk HSDPA proses downlink atau penurunan data dari server ke perangkat adalah dengan kecepatan mencapai 14,4 Mbit/s, sedangkan proses uplink dalam teknologi HSDPA mencapai 384 kbit/s.
Untuk HSUPA proses uplink atau penaikkan data dari perangkat ke server dapat mencapai 5,76 Mbit/s.
Sedangkan HSPA+ memiliki kemampuan pengiriman data mencapai 42 Mbit/s untuk downlink dengan menggunakan modulasi 64QAM dan 11 Mbit/s untuk uplink dengan modulasi 16QAM. Hal ini dikarenakan HSPA+ memiliki tambahan penggunaan antena Multiple Input Multiple Output (MIMO) untuk membantu peningkatan kecepatan data.