Era X-Japan (1992-1997)
Pada tahun 1991, X sudah sangat terkenal di Jepang, karena itu mereka mencoba "Go International" ke Amerika Serikat. Ternyata di Amerika sudah ada band yang juga bernama X, jadi pada 23 Agustus 1992 mereka memutuskan untuk mengubah nama band menjadi X Japan. Pada saat itu, Heath telah bergabung dengan X Japan.
Setelah pertunjukan live pertama dengan Heath di Extasy Summit'92 (pesta rock terbesar yang diadakan Extasy Records milik Yoshiki), Yoshiki kembali harus menjalani perawatan di rumah sakit akibat bermain drum dengan ekstrim pada acara tersebut. Selama di rumah sakit, Yoshiki menyempurnakan sebuah lagu terhebat (Ultimate Song) dari X Japan, berjudul "Art of Life". Lagu ini adalah sebuah lagu Progessive Rock/Metal yang mencampurkan musik klasik dengan panjang lagu 29 menit (menjadikannya sebagai salah satu lagu terpanjang di dunia).
Art of Life adalah demo yang diciptakan Yoshiki ketika dia menjalani perawatan di Rumah Sakit pada era “Rose & Blood”, dengan nama "End of the World". Pada saat itu Taiji masih berada di posisi bass, jadi terdapat 2 buah demotape dari Art of Life, perbedaanya hanyalah pada bassis-nya saja). Lagu "Art of Life" dirilis sebagai sebuah mini album dengan judul yang sama seperti judul lagunya
Di minggu pertama lagu ini dirilis, lagu ini langsung sukses luar biasa. "Art of Life" hanya pernah dimainkan live sebanyak 2 kali, yaitu pada tanggal 30 & 31 Desember 1993 saat konser "X Japan Returns" yang digelar di Tokyo Dome. Di saat konser, X Japan melakukan improvisasi yang membuat lagu ini bertambah panjang menjadi setengah jam lebih. Di konser ini juga Toshi untuk pertama kalinya berpenampilan dengan rambut terurai ke bawah dan dengan make-up yang tidak tebal.
Musik X di bawah tangan dingin Yoshiki tak pernah berhenti berevolusi. Warna musik mereka dimulai dari Speed Metal seperti "Sadistic Desire", "Phantom of Guilt", dan "Vanishing Love", sampai ke lagu Ballad seperti "Tears" dan "Say Anything", serta Alternative Rock berjudul "Dahlia" dan "Rusty Nail" dari era terakhir mereka. Hampir seluruh lagu X diciptakan oleh Yoshiki dan disusun oleh Hide dan Taiji di awal karir mereka.
Kegemaran Yoshiki akan musik klasik sangat mempengaruhi musik-musik X, seperti pada lagu "Rose of Pain", "Art of Life", dan "Amethyst". Yoshiki memiliki Album yang bernama Eternal Melody, dimana lagu-lagu X diaransemen oleh George Martin dan penata lagu untuk musik-musik klasik lainnya. Kedua album tersebut dimainkan London Philharmonic Orchestra dan dirilis tahun 1993. Yoshiki juga memilih beberapa musik klasik untuk dimasukkan ke dalam 2 buah album kompilasi berjudul Yoshiki Selection dan Yoshiki Selection II. Yoshiki juga menulis ulang lagu "Black Diamond" milik KISS menjadi lagu klasik yang terdapat di album Kiss My Ass, sebuah album tribute untuk KISS yang dirilis pada tahun 1994.
Setelah merilis ART OF LIFE, mereka merilis salah satu lagu X JAPAN yang paling populer, "Tears" dalam bentuk single. Lagu ini dimainkan di beberapa acara TV dan ketika konser X JAPAN Returns. Di tahun yang sama, X juga merilis sebuah album kompilasi yang memuat single-single populer mereka di saat masih bernama X, dan album kompilasi tersebut diberi nama “X Singles”.
Walaupun pada saat itu Heath telah bergabung dengan X Japan, tetapi seluruh permainan bass yang terdapat di "X Singles" adalah permainan bass Taiji. Hal ini sengaja dilakukan sebagai penghormatan terhadap Taiji yang telah ikut bersama-sama membesarkan nama X. Di tahun-tahun berikutnya X Japan juga terus merilis album-album kompilasi dengan Taiji diposisi bass untuk menghormatinya.
Pada 10 Juli 1994 mereka merilis single lain, "Rusty Nail". Lagu ini langsung berada di peringkat 1 Oricon Chart di minggu pertama perilisannya, poster sampul single ini ditempel di sepanjang jalanan di Harajuku. Pada tanggal 20-22 Mei 1994, X Japan berpartisipasi pada event "Aoniyoshi Great Music Experience". Pada event tersebut, X JAPAN tampil bersama Roger Taylor (Queen) serta artis-artis internasional lainnya. Pada tanggal 30 dan 31 Desember 1994, mereka menggelar konser "Aoi Yoru~Shiroi Yoru" di Tokyo Dome dan membawakan lagu baru berjudul "Dahlia", "Scars" (Scars on Melody), dan "Longing". Demo tape "Longing" dibagikan kepada beberapa orang saat konser. Semua lagu yang disebut tadi dimasukkan ke dalam album terakhir mereka, “Dahlia”.
Perpecahan X Japan (1996-1997)
Pada bulan November 1995, X Japan menggelar Dahlia Tour (1995-1996) bersamaan dengan dirilisnya album kelima mereka “Dahlia”. Pada tanggal 30 dan 31 Desember 1995, mereka menggelar Dahlia Tour on Tokyo Dome untuk menyambut tahun baru. Pada 13 Maret 1996, pada konser di Nagoya Rainbow Hall, Yoshiki kembali pingsan dikarenakan cara bermain drum yang ekstrim. Sejak saat itu Yoshiki diwajibkan oleh dokternya untuk mengenakan penyangga leher disaat bermain drum dikarenakan otot pada lehernya mengalami cedera.
Setelah Dahlia Tour Final 1996, di saat X Japan mencapai puncak kesuksesannya, Toshi mengatakan pada Yoshiki bahwa dia ingin mengundurkan diri dari X Japan. Karena Toshi sudah menjadi vokalis sejak band ini masih bernama "Noise" dan dia juga sudah menjadi icon dari X Japan, sangatlah mustahil untuk mengganti posisi Toshi. X Japan (tanpa Toshi) mengumumkan perpecahan band mereka saat konferensi pers tanggal 22 September 1997.
Toshi terlibat semacam sekte, berhubungan dengan alam dan terapi musikal, dipimpin oleh seseorang bernama Masaya. Banyak yang menyatakan bahwa inilah alasan sebenarnya Toshi mundur dari X Japan. Toshi lalu melanjutkan untuk bersolo karir,dia berkata bahwa Masaya telah menjadi sumber inspirasi barunya dalam bermusik. Banyak desas-desus yang bermunculan mengenai keterlibatan Toshi dan sekte yang dipimpin Masaya. Bahkan ada yang mengatakan bahwa Toshi telah di cuci otak. Dikatakan bahwa Toshi sempat berkelahi dengan adiknya karena Toshi telah menghabiskan banyak uang untuk sekte yang dipimpin Masaya. Hal ini dibantah Toshi karena Toshi mengatakan ia bertemu dengan Masaya setelah Toshi keluar dari band, dan Masaya juga hanyalah seorang pemusik biasa. Teori yang lain adalah karena Toshi telah menemukan "kebahagiaan" setelah ia menikah dan musik X sangatlah berbeda dengan dirinya sekarang (musik X Japan dominan berisi tentang kesedihan, kebencian, dan insanity, yang bertolak belakang dengan diri Toshi setelah menikah). Alasan sebenarnya Toshi meninggalkan Band pada saat itu masih menjadi misteri. Pada tanggal 31 Desember 1997, X Japan menyelenggarakan konser terakhirnya di Tokyo Dome, “The Last Live”.
Setelah Bubar (1998-2006)
Setelah X Japan bubar, Hide melanjutkan solo karirnya dengan band yang dibentuknya Hide with Spread Beaver. Pata ikut serta membantu Hide. Pata dan Heath bergabung dengan DopeHEADz sampai band tersebut bubar di tahun 2003. Heath lalu bersolo karir di band Lynx, dan Pata di band Ra:IN.
Toshi pergi ke tempat terpencil bersama Masaya, ia mengembangkan musik mereka untuk menolong orang-orang sakit. Dia diberitakan di tahun 2004 bahwa ia telah menyiksa anak-anak dan mencuci otak mereka untuk menuruti perintahnya. Toshi, dalam situsnya, mengatakan bahwa itu semua adalah bohong, dia mengatakan bahwa ia dan Masaya tidak akan pernah menyakiti orang-orang.
Yoshiki dan Hide dipercaya berencana membangkitkan kembali X di tahun 2000, dan mencari seseorang untuk menggantikan posisi Toshi. Sebuah tragedi besar menyebabkan hal ini tidak akan pernah terjadi saat hide meninggal pada tanggal 2 Mei 1998, setelah malam sebelumnya ia mabuk-mabukan. Hide ditemukan tergantung di gagang pintu kamar mandinya dengan sebuah handuk melilit lehernya. Berita ini mengejutkan seluruh Jepang, 4 orang fans memutuskan untuk bunuh diri karena tidak rela Hide meninggal, 2 diantaranya meninggal. Banyak spekulasi yang bermunculan mengenai meninggalnya Hide. Bunuh diri ataukah kecelakaan semata, tetapi sama sekali tidak ada motif bagi hide untuk bunuh diri. Ada yang mengatakan lirik lagu "Pink Spider" yang singlenya dijadwalkan dirilis tanggal 3 Mei 1998 (sehari setelah meninggalnya hide) adalah semacam "pesan kematian" atau semacamnya. Taiji, dalam buku yang ditulisnya (berjudul "X no Sei to Shi:Uchuu wo Kaeru tomo e" atau "Death and Life of X:To My Friends Who Flies Through Universe") mengatakan bahwa seluruh personil X Japan memiliki kebiasaan untuk mengikatkan handuk ke leher dan bahu mereka setelah selesai show. Kemungkinan Hide berniat melakukan hal tersebut, tetapi karena mabuk ia malah terjatuh (hal yang sangat mungkin terjadi karena Hide sedang berada di kamar mandi) dan tidak kuasa untuk melepaskan handuk yang melilit lehernya. Hal ini merupakan hal yang paling disetujui oleh fans-fans hide, mengenai kematian Hide. Pada tanggal 5 Mei 1998, digelar upacara pemakaman Hide. X Japan memainkan lagu "Scars" dan "Forever Love" di upacara pemakamannya. Taiji juga datang ke pemakaman Hide. Ini adalah pertama kalinya Taiji bertemu kembali dengan para personil X Japan setelah ia keluar dari Band tersebut.
Shock karena meninggalnya Hide, Yoshiki mendapat depresi yang sangat berat selama hampir 3 tahun, dia tidak bisa bermain atau mengarang musik lagi. Di akhir tahun 2000, Yoshiki pulih, dan ia mengumumkan proyek barunya Violet UK, sebuah proyek yang mencampurkan unsur musik dengan visual dan seni. Di tahun 2002 dia memproduseri dan membintangi iklan sebuah toko 7-Eleven, menggunakan musik Violet UK dan beberapa konsep untuk hal tersebut. Sayangnya, tidak banyak musik Violet UK yang dirilis ke pasaran. Di tahun yang sama, Yoshiki mengumumkan bahwa ia akan bergabung dengan band J-POP Globe, untuk membantu teman lamanya, Tetsuya Komuro (di tahun 1991 mereka berkolaborasi dengan nama V2, dengan Yoshiki di posisi drum, sedangkan Komuro di keyboard dan vokal).
Awal tahun 2007, Yoshiki mengumumkan bahwa ia akan membentuk band yang beranggotakan 5 orang personil, sampai saat ini baru ada 4 orang yang pasti bergabung dengan band tersebut yaitu: Gackt (ex. vokalis Malice Mizer) di posisi vokal, Sugizo (ex. Gitaris Luna Sea) di posisi gitar, Miyavi (ex. gitaris Due'le Quartz) diposisi gitar, dan Yoshiki di posisi drum dan piano, sedangkan pada posisi Bass, diisi Ju-Ken (bassis GacktJob) tetapi hanya sebagai additional. Pada tanggal 25 May 2007, Yoshiki mengumumkan berdirinya band bernama “S.K.I.N.”.
Di tahun 2007, Heath baru saja merilis album solo ketiganya yg berjudul "Desert Rain" dan Taiji kembali bersolo karir dengan band barunya "Otokaze" yang ia bentuk bersama adik perempuannya.
Pada tanggal 11 Februari 2007, di Blog-nya Toshi mengatakan bahwa ia dan Yoshiki sudah menyelesaikan lagu baru dari X Japan yang bejudul "Without You". Di bulan itu juga, pengumuman mengenai konser reuni X Japan untuk merayakan 25 tahun berdirinya X Japan diumumkan oleh Yoshiki dan Toshi di blog mereka masing-masing.
X Japan juga dikabarkan tampil dalam acara NHK Kouhaku Utagassen pada tanggal 31 December 2007. Selain itu X Japan juga menyumbangkan sebuah lagu baru sebagai soundtrack untuk film "SAW IV" yang berjudul "I.V.".
The Return of X Japan
Setelah hampir 10 tahun bubar, X Japan kembali melakukan pertunjukkan perdananya di hadapan publik pada saat pengambilan gambar untuk PV terbaru mereka, "I.V.", di Odaiba Aqua City pada tanggal 22 Oktober 2007.
Sekitar 10.000 fans mendatangi Aqua City untuk menyaksikan kemunculan kembali X Japan. Keempat personil X Japan muncul di panggung untuk melakukan PV shooting. terlihat diatas panggung terdapat sebuah ruang kosong dimana disana ditempatkan sebuah gitar milik mendiang Hide. Di acara tersebut, Yoshiki mengumumkan bahwa X Japan akan menggelar konser di Tokyo Dome pada musim semi 2008.
Pada tanggal 20 Januari 2008, digelar konferensi pers mengenai Konser Reuni X Japan dan sebuah live tribute untuk Hide.
Rangkaian Konser "I.V. Towards Destruction" diadakan pada 28, 29, 30 Maret 2008. Konser ini merupakan konser kembalinya X Japan. Pada konser ini terdapat 3 orang Guest Guitarist,antara lain Richard Fortus (Gun’s n Roses), Wes Borland (ex-Limp Bizkit), dan Sugizo (Luna Sea). Konser ini dihadiri oleh 150 ribu fans dari seluruh dunia, dan menghabiskan biaya 2,5 Milyar Yen. Awalnya konser ini direncanakan hanya sebanyak 2 hari saja, tetapi karena banyaknya fans yang tidak kebagian tiket maka Yoshiki memutuskan untuk menambahkan 1 hari lagi pada rangkaian konser ini. Bagian sound gitar Hide, masih diisi oleh Hide sendiri menggunakan rekaman permainan gitarnya dan layar besar dipanggung juga menampilkan sosok Hide. Di konser ini juga, X Japan untuk pertama kalinya memainkan 2 buah lagu baru mereka, "Without You" dan "I.V.".
Pada konser hari pertama, Destruction Night, Yoshiki pingsan disaat memainkan “Art of Life”. Lagu tersebut terhenti tepat sebelum dimulainya bagian Piano Solo, pada lagu tersebut juga dimunculkan hologram dari mendiang hide untuk turut serta "bermain" dalam konser tersebut. Pada konser hari kedua, Reckless Night, X Japan bermain dengan 3 orang Guest Gitaris disaat memainkan lagu "X". Di konser ini juga terdapat pertunjukkan dari solo project Yoshiki, Violet UK. Pada konser hari terakhir, Creation Night, X Japan kembali bermain dengan 3 orang guest gitaris disaat memainkan lagu "Orgasm" dan "X", juga terdapat pertunjukkan dari Violet UK, dan X Japan kembali memainkan Art of Life bersama dengan hologram mendiang hide (dimulai dari bagian piano solo).
Di konser Towards Destruction, Toshi menceritakan mengenai pengalaman dirinya selama sepuluh tahun terakhir dan meluruskan seluruh kesalahpahaman mengenai dirinya yang beredar diantara fans. Toshi menjelaskan di blog-nya mengenai healing music yang dia jalani, memberi penjelasan mengenai siapa Masaya dan hal yang dia jalani setelah keluar dari X Japan, dimana penjelasan Toshi memberikan bukti bahwa isu buruk yang beredar mengenai dirinya adalah salah.
Pada tanggal 3 dan 4 Mei 2008 diadakan "Hide Memorial Summit", sebuah pesta musik yang diadakan untuk mengenang 10 tahun meninggalnya Hide. X Japan bermain pada tanggal 4 Mei, ditampilkan juga clip-clip kenangan tentang Hide di live X Japan tersebut. Hide Memorial Summit diisi oleh banyak band besar, antara lain Dir en grey, Luna Sea, dan Versailles.
Setelah Hide Memorial Summit, kondisi tubuh Yoshiki kembali memburuk. Hal ini dikarenakan penyakit hernia pada leher Yoshiki kembali kambuh dikarenakan pada konser Towards Destruction dan Hide Memorial Summit, Yoshiki tidak memakai penyangga leher seperti yang diperintahkan dokternya.
Hal ini menyebabkan jadwal World Tour X Japan, antara lain di Madison Square Garden (Paris), New York, dan Taipei World Center (Taiwan) diundur sampai kondisi tubuh Yoshiki membaik.